Prangko Seri Cerita Rakyat 1998

Keragaman budaya dan kelompok etnis di Nusantara membuat cerita yang beredar di masyarakat pun sangat beragam. Kekayaan berupa cerita rakyat tersebut diwariskan secara turun temurun sebagai sastra lisan. PT Pos Indonesia mengangkat cerita rakyat untuk dibuat prangko dalam desain komik dengan harapan dapat berperan memperkenalkan, menghidupkan, mengabadikan kekayaan budaya dan menggugah masyarakat, terutama generasi muda untuk mempelajari dan menggalinya lebih dalam. Pada seri perdana prangko komik cerita rakyat ini menampilkan cerita Malin Kundang dari Sumatera Barat, cerita Sangkuriang dari Jawa Barat, cerita Roro Jonggrang dari Jawa Tengah dan cerita Tengger dari Jawa Timur.

SHP Cerita Rakyat 1998 - Malin KundangCerita Malin Kundang dari Sumatera Barat mengisahkan tentang seorang anak yang semula berbakti kepada ibunya namun berbalik menjadi durhaka setelah meraih kesuksesan. Akhirnya si anak durhaka menjadi batu, yang ‘peninggalannya’ sampai kini masih bisa disaksikan di Pantai Air Manis, Padang.

SHP Cerita Rakyat 1998 - SangkuriangCerita rakyat yang dikaitkan dengan tempat tertentu yang paling terkenal di Jawa Barat adalah Sangkuriang. Cerita ini mengisahkan tentang upaya seorang ibu untuk menolak lamaran seorang lelaki yang tak lain adalah anaknya sendiri yang dahulu pernah diusirnya. Kekecewaan sang anak berakhir dengan ditendangnya perahu yang kemudian berubah menjadi gunung yang kini dikenal sebagai Gunung Tangkuban Parahu.

SHP Cerita Rakyat 1998 - Roro JonggrangCerita Roro Jonggrang dari Jawa Tengah mengisahkan tentang asal-usul sebuah arca yang terdapat di Candi Prambanan. Cerita ini berawal dari penaklukan Kerajaan Prambanan oleh Kerajaan Pengging dan berlanjut dengan jatuh cintanya Bandung Bondowoso kepada Sang Putri  yang beranama Roro Jonggrang. Upaya Bandung mendapatkan cinta Roro Jonggrang yang gagal menyebabkannya mengutuk Sang Putri menjadi arca.

SHP Cerita Rakyat 1998 - TenggerKisah masyarakat Tengger dari Jawa Timur merupakan salah satu cerita rakyat yang disampaikan secara turun-temurun. Konon, masyarakat Tengger sekarang adalah keturunan Roro Anteng dan Joko Seger yang memiliki 25 anak. Anak bungsunya mengorbankan diri ke kawah Gunung Bromo karena gunung itu terus meletus dan membahayakan kehidupan penduduk sekitarnya. Peristiwa itu diperingati setiap tanggal 14 Kasodo di Gunung Bromo.

SS Cerita Rakyat 1998 - Tengger

Pos ini dipublikasikan di Cerita Rakyat dan tag , , , , , , , , , , , , , , . Tandai permalink.

3 Balasan ke Prangko Seri Cerita Rakyat 1998

  1. rindhi andhika l. berkata:

    Apakah saya masih bisa mendapatkan perangko edisi cerita rakyat ?? Kalo masih dimana saya bisa mendapatkan ?? Mohon bantuannya *terimakasih*

  2. kakanipi berkata:

    Wah bagus sekali blognya 😀 saya suka. Saya punya edisi Tengger dari seri ini, sekarang jadi lebih tau kalau prangko ada seri dan historinya.

Tinggalkan komentar