Translate
-
Tulisan Terakhir
Arsip
- Maret 2013 (1)
- Januari 2013 (1)
- November 2012 (1)
- Oktober 2012 (7)
- September 2012 (6)
- Agustus 2012 (5)
- Juli 2012 (5)
- Juni 2012 (4)
- Mei 2012 (4)
- April 2012 (7)
- Maret 2012 (9)
- Februari 2012 (9)
- Januari 2012 (1)
Kategori
- aceh
- argusianus argus
- badak jawa
- bali
- banten
- bengkulu
- BirdLife International
- burung indonesia
- cerita rakyat
- dki jakarta
- ekosistem
- flora dan fauna
- flora dan fauna identitas daerah
- gorontalo
- hari cinta puspa dan satwa nasional
- hari lingkungan hidup
- Indonesia
- International Union for Concervation of Nature (IUCN)
- irian jaya
- jambi
- jawa barat
- jawa tengah
- jawa timur
- JIS
- Joint Issue Stamp
- kalimantan barat
- kalimantan selatan
- kalimantan tengah
- kalimantan timur
- kehidupan bawah laut
- kerajaan Majapahit
- kuau raja
- lambang propinsi
- lampung
- makanan tradisional indonesia
- maluku
- maluku utara
- nusa tenggara barat
- nusa tenggara timur
- PBB
- pemanasan global
- perubahan iklim
- prangko
- prangko ecophila
- prangko hari cinta puspa dan satwa nasional
- prangko seri lambang daerah
- prangko seri wwf
- Rafflesia arnoldi
- rhinoceros sondaicus
- riau
- salah cetak (misprint)
- singapura
- sulawesi selatan
- sulawesi tengah
- sulawesi tenggara
- sulawesi utara
- sumatera barat
- sumatera selatan
- sumatera utara
- taman nasional ujung kulon
- tari gending sriwijaya
- Tengger
- terancam IUCN
- terumbu karang
- the world environment day
- timor leste
- timor timur
- tradisional
- UNEP
- UNESCO
- united nations environment programme
- upacara adat
- Varanus komodoensis
- wwf
- yogyakarta
Blog Filateli
Blogroll
Links
Blog Stats
- 130.818 hits
Pengunjung blog ini
Planet Blog
Indonesia Blog
Arsip Bulanan: September 2012
Prangko Makanan Tradisional Indonesia Tahun 2009
Dengan sumber daya alam yang menghasilkan berbagai bahan makanan dan bumbu-bumbu yang berkualitas, Indonesia memiliki kekayaan budaya dalam bentuk beraneka jenis makanan tradisional yang sangat lezat. Dalam rangka melestarikan serta mempromosikan warisan kuliner bangsa tersebut, rangkaian penerbitan prangko seri “Makanan … Baca lebih lanjut →
Prangko Transportasi Tradisional
Dengan jumlah penduduk yang besar, sumber daya alam melimpah dan tersebar pada ribuan pulau, maka sektor transportasi memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Pembangunan transportasi dilakukan untuk mendukung terciptanya perekonomian yang mandiri dan kuat, mendukung pemantapan … Baca lebih lanjut →
Dipublikasi di Tradisional
|
Tag andong, becak dayung, hari perhubungan nasional, perahu, tradisional, transportasi tradisional, warisan budaya, yogyakarta
|
Meninggalkan komentar
Prangko Hari Cinta Puspa dan Satwa Tahun 1996
Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap arti penting lingkungan hidup, pada tanggal 9 Januari 1993 Presiden Soeharto menetapkan tanggal 5 November sebagai Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Sebelumnya, melalui surat nomor 522.5/1458/SJ tanggal 2 Juni 1990, Menteri Dalam Negeri menetapkan … Baca lebih lanjut →
Dipublikasi di Flora dan Fauna, Flora dan Fauna Identitas Propinsi
|
Tag Aceros cassidix, Amorphophallus titanum, anggrek hitam, bali, bengkulu, beruang madu, Borassus flabillifer, bunga kantil, burung alau gembung, burung curik bali, burung jalak bali, burung kepodang emas, Coelogyne pandurata, Dysoxylum densiflorum, flora dan fauna, flora dan fauna identitas daerah, hari cinta puspa dan satwa nasional, Helarctos malayanus, jawa tengah, kalimantan timur, Leucapsor rothschildi, Michelia alba, Orcaella brevirostris, Orioles chinensis, pesut mahakam, pohon lontar, pohon majegau, prangko hari cinta puspa dan satwa nasional, Rafflesia arnoldi, rangkong sulawesi, sulawesi selatan, suweg raksasa, taman nasional bali barat
|
Meninggalkan komentar
Prangko Seri Lambang Propinsi Tahun 2009
Setelah menerbitkan Prangko Seri Lambang Propinsi seri pertama pada tahun 2008, PT Pos Indonesia (Persero) kembali menerbitkan seri kedua pada tahun 2009. Sama seperti penerbitan tahun sebelumnya, penerbitan kali ini juga dimaksudkan untuk menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia … Baca lebih lanjut →
Burung Indonesia Terancam Punah
Indonesia merupakan salah satu dari lima negara di dunia yang termasuk kategori mega bird diversity. Sekitar 1597 jenis burung tersebar di berbagai kawasan di Indonesia. Angka tersebut mewakili 16% dari total 10.000 jenis burung yang ada di dunia. Sayangnya, 126 jenis … Baca lebih lanjut →
Dipublikasi di Burung
|
Tag Aethopyga duyvenbodei, BirdLife International, burung indonesia, burung madu sangihe, celepuk siau, elang flores, flores, genting IUCN, Habroptila wallacii, International Union for Concervation of Nature (IUCN), kritis IUCN, maluku utara, mandar gendang, mega bird diversity, Nisaetus cirrhatus, Nisaetus floris, nusa tenggara barat, nusa tenggara timur, Otus magicus, Otus siaoensis, pegunungan sahendaruman, pulau halmahera, pulau lombok, pulau sangihe, pulau siau, rentan IUCN, strigidae, sulawesi utara, sumbawa, taman nasional rinjani, wallacea
|
Meninggalkan komentar
Prangko Hari Cinta Puspa dan Satwa Tahun 1995
Untuk menyambut peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, pada tanggal 5 November 1995 PT Pos Indonesia kembali menerbitkan prangko istimewa dengan desain identitas Flora dan Fauna Propinsi di Indonesia. Seri ke-tiga tahun 1995 ini menampilkan Eboni (Diospyros celebica) dan … Baca lebih lanjut →
Dipublikasi di Flora dan Fauna, Flora dan Fauna Identitas Propinsi
|
Tag badak cula satu, badak jawa, biawak komodo, Bouea macrophylla, cendana, Cyrtostachys renda, Diospyros celebica, eboni, flora dan fauna, flora dan fauna identitas daerah, gandaria, hari cinta puspa dan satwa nasional, harimau sumatera, jambi, jawa barat, kalimantan tengah, kuau melayu, Macrocephalon maleo, maleo, Nephelium ramboutan-ake, nusa tenggara timur, Panthera tigris sumatrae, pinang merah, Polyplecton schleiermacheri, prangko hari cinta puspa dan satwa nasional, rhinoceros sondaicus, Santalum album, sulawesi tengah, taman nasional komodo, taman nasional ujung kulon, tenggaring, Varanus komodoensis, wwf
|
Meninggalkan komentar